Kebaikan yang Harus Berjamaah

Drama hidup ini bermacam macam bentuknya ada yang manis, ada yang getir, pait dan bahkan asin... semua akan terlihat berwarna jika dilihat dari kacamata bijak, dan beginilah sedikit penggalan drama pendek hidup saya..:)

               Bulan Juli 2014 saya mendapat telpon dari ibu saya, beliau memberikan kabar bahwa ada saudara yang akan menjual sawahnya, dan prioritasnya adalah agar keluarga saja yang membelinya, pada saar itu saya tidak tertarik dengan informasi tersebut karena dananya tidak cukup, jadi tidak mungkin bisa untuk membeli lahan sawah tersebut.

               Pada hari lebaran idul fitri 2014 saat momentum mudik dan silaturahmi, ibu dan ayah saya menawarkan lagi sawah kepada saya yang katanya bisa dicicil dulu karena pihak keluarga penjual sedang perlu dana mendesak untuk urus perceraian anaknya,dan sangat perlu bantuan, tetapi saya menjawab tidak bisa beli karena masih belum punya dana cukup. hmmm....

                Bulan September 2014 saya pulang kampung lagi untuk menjemput anak saya di jawatengah, pada saat itu saya masih ditawari lagi oleh ibu dan ayah saya perihal sawah, lagi lagi sawah (bosen juga sebenarnya) seperti tidak ada orang lain saja yang lebih mampu dan lebih perduli. Ibu saya menawarkan bantuan kekurangan dana apabila berminat, karena keluarga penjual sedang butuh bantuan untuk urus perceraian anaknya, tetapi saya menolak untuk membeli sawah tersebut, dan menyampaikan opsi barangkali ada saudara saudara yang lain yang mampu dan berminat.

                 Masih dibulan september saya mendapat kabar akan dapat dana pembebasan lahan di purwokerto (Investasi tanah) , yang akan dicairkan sekitar 3 bulan kemudian terhitung dari pertengahan bulan September 2014, dan masih dibulan september saya menanyakan perihal sawah yang rencananya akan dijual tersebut kepada ibu saya, dengan kesepakatan akan memberikan down payment 20 persen, dan sisanya akan dilunasi maksimal tiga bulan kemudian saat pencairan dana pembebasan lahan sudah selesai. 

                Pada saat itu niat utama saya adalah murni membantu sambil berinvestasi. Sampai dengan bulan october dana yang sudah dibayarkan sudah mencapai 50 persen.

                Pada Tanggal 25 October 2014 jam empat pagi saya mendapat telpon dari ibu saya tentang pertanyaan pelunasan pembayaran sawah karena ada yang tertarik ingin membelinya dengan harga lebih tinggi kalau belum ada pelunasan, padahal sesuai kesepakatan pelunasan dilakukan maksimal 3 bulan dari bulan september berarti jatuh di bulan desember 2014.

                Dramapun berlanjut saya dengan sedikit kecewa mengiyakan apabila memang ada yang berniat membeli dengan harga lebih tinggi tetapi dengan catatan agar dana yang terlanjur masuk bisa langsung dikembalikan kepada saya.

              Namun apa lacut pihak keluarga penjual dari informasi yang saya terima mengancam dengan undang undang hukum bahwa seandainya pihak pembeli membatalkan transaksi maka uang yang sudah masuk dianggap hangus... MasyaAllah (bahasa saya busyet aja).... kenapa jadi rancu begini ya..
       
              Akhirnya dengan cara cara yang tidak baik dana saya yang telah masuk bisa dicairkan, meskipun dengan putusnya kepercayaan dan rasa hormat saya kepada beliau beliau yang adalah saudara saya sendiri. 


                 Pelajaran berharga buat saya bahwa rumus kebaikan adalah : dilakukan oleh orang baik untuk orang baik dan lingkunagn yang baik.... Pasti hasilnya akan baik.... Dan mungkin dan bisa jadi orang yang tidak baik yang berniat membantu keluarga ustadz dan dosen adalah saya, yang hasilnya mengecewakan bagi saya dan sangat sangat mengecewakan untuk saya pihak yang berniat membantu....



                  Demikian drama ini dipersembahkan untuk anda...penghuni alam semesta...



       Aktor

       Ibu Saya dan Ayah saya,
       Saya sendiri,
       Bude saya (Almarhum),
       Anak dan menantu bude Saya (Ustadz dan Dosen).

Comments

Popular Posts